Apakah kamu termasuk seseorang yang memercayai kepercayaan kuno? Weton atau pasaran hari dalam penanggalan Jawa, adalah salah satu kepercayaan kuno yang masih banyak dianut sampai simak cara simpel mengetahui hari baik untuk melakukan sesuatu menurut weton! Cara menghitungnya mudah, ada kalender Jawa 2021 lengkap di bawah Menghitung neptu dari weton lahir seseorangIDN Times/Dian Arthasalina Weton adalah pasaran hari dalam penanggalan Jawa kuno yang jumlahnya ada lima, yaitu legi, wage, pon, kliwon, dan legi. Tiap pasaran hari memiliki angka atau neptunya Budi lahir di hari Kamis pahing, maka penghitungan neptunya adalah 8 + 9 = 17. Selain untuk mengetahui kecocokan dengan calon pasangan, weton juga bisa digunakan saat menentukan hari atau tanggal baik untuk melakukan sesuatu, misalnya pernikahan, memulai usaha, atau menjalin kerja sama dengan tahu cara menghitungnya? Yuk, simak poin berikutnya!2. Menghitung weton untuk mengetahui peruntungan seseorang di tanggal weton untuk menentukan hari baik dimulai dengan menghitung neptu wetonmu sendiri seperti yang dijelaskan di poin kedua. Selanjutnya, hitung neptu weton hari yang kamu Budi yang memiliki weton Kamis pahing, ingin melangsungkan pernikahan di tanggal 21 Februari 2021 yang jatuh di hari Minggu pon. Kamis pahing memiliki angka hitungan 17, sementara Minggu pon 12. Jumlahkan dua penghitungan weton ini, lalu bagi dengan angka 5 dan hitung sisanya. Hasil penghitungan rencana pernikahan Budi adalah 29 5 = 5 dengan sisa mengetahui sisanya, yuk lihat peruntungan nasib pada pancasuda di poin berikutnya!3. Makna pancasuda, lima peruntungan nasib menurut pasaran PiacquadioPancasuda adalah penggolongan keberuntungan seseorang menurut penghitungan weton. Ada lima pancasuda yaitu sri, lungguh, gedhong, lara, dan melakukan penghitungan seperti di poin ketiga, lihat berapa sisa pembagiannya dan cek peruntungannya berikut ini Sri sisa 1 berlimpah rezeki Lungguh sisa 2 dihormati, disegani, ditinggikan derajatnya Gedhong sisa 3 berlimpah kekayaan berupa harta benda Lara sisa 4 sakit atau penyakit, melambangkan kesialan dan cobaan Pati sisa 5 kematian, hasil hitungan yang banyak dihindari karena melambangkan musibah, perpisahan, atau hal buruk Nah, berdasarkan hasil simulasi penghitungan rencana pernikahan Budi di poin ketiga, sisa 4 menunjukkan peruntungan nasib yang kurang baik, yaitu adanya kesialan, penyakit, dan cobaan. Maka, tanggal ini biasanya dihindari oleh orang-orang yang memercayai hitungan weton. Baca Juga Mengulas 5 Karakter Orang yang Lahir Hari Rabu Menurut Weton Bali 4. Bagaimana jika hasil penghitungannya habis dibagi 5?Pexels/AndreaPiacquadioUntuk hasil penghitungan yang habis dibagi 5, maka masuk ke golongan pati. Misalnya Ani yang lahir di hari Jumat wage berniat membuka kedai barunya di hari Minggu legi. Jumat wage menunjukkan neptu 10, begitu juga dengan Minggu legi yang berjumlah dijumlahkan dan dibagi 5, hasilnya habis gak bersisa. Menurut kepercayaan Jawa kuno, hari Minggu legi kurang baik untuk melakukan agenda penting bagi Ani yang lahir di hari Jumat Kalender Jawa 2021 lengkap untuk membantu penghitungan PixabayTernyata mudah, kan menghitung peruntungan nasib berdasarkan weton?? Perlu diingat, nih bahwa sebenarnya setiap hari adalah hari yang bagus untuk melakukan kebaikan. Selama niatnya baik dan tulus, lakukanlah apa yang kamu bawah ini, IDN Times menampilkan kalender Jawa 2021 lengkap untuk membantu menghitung peruntunganmu di tanggal tertentu. Semoga bermanfaat, ya!IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina IDN Times/Dian Arthasalina Baca Juga Cara Mudah Cek Kecocokan Pasangan Lewat Hitungan Weton, Yuk Cobain!
Statistik Dasar. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur , 2018 - 2022. 10 Aug 2023. Statistik Dasar. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di di Kota Batu, 2022. 10 Aug 2023. Statistik Dasar. Persentase Penduduk menurut Karakteristik dan Kelompok Umur di Kota Batu, 2022.Daftar Bulan Jawa Islam – Kalender Jawa IslamSebuah kalender Jawa sama seperti kalender lainnya menunjukkan tahun, bulan, tanggal, hari dalam periode waktu tertentu. Dalam penanggalan Jawa selain tujuh hari Minggu hingga Sabtu, ada 5 hari Pasaran Kliwon, Legi, Paing, Pon dan JawaLama Hari1Sura suro302Sapar293Mulud atau Rabingulawal304Bakda Mulud atau Rabingulakir295Jumadil awal306Jumadil akir297Rejeb308Ruwah Arwah, Saban299Pasa Puwasa, Siyam, Ramelan3010Sawal2911Séla Dulkangidah, Apit3012Besar Dulkahijjah29/30Total354/355Nama-nama bulan Jawa Islam tersebut adalah sebagai berikutWarana • Sura, artinya rijalWadana • Sapar, artinya wiwitWijangga • Mulud, artinya kandaWiyana • Bakda Mulud, artinya ambukaWidada • Jumadilawal, artinya wiwaraWidarpa • Jumadilakir, artinya rahsaWilapa • Rejeb, artiya purwaWahana • Ruwah, artinya dumadiWanana • Pasa, artinya madyaWurana • Sawal, artinya wujudWujana • Séla, artinya wusanaWujala • Besar, artinya kosongKeterangan Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Sela atau Apit. Nama-nama ini merupakan peninggalan nama-nama Jawa Kuno untuk nama musim ke-11 yang disebut sebagai Apit Lemah. Séla berarti batu yang berhubungan dengan lemah yang artinya adalah “tanah”.Baca juga ? Weton Jawa – Temukan Tanggal Pernikahan Sempurna dengan Weton Jawa! – Untuk Memilih, Mengetahui Jodoh dan WatakPenanggalan JawaPenanggalan Jawa disajikan nama-nama bulan Jawa Islam. Sebagian nama bulan diambil dari Kalender Hijriyah dengan nama-nama Arab, tetapi beberapa di antaranya menggunakan nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Séla, dan kemungkinan juga Sura, sedangkan nama Apit dan Besar berasal dari bahasa Jawa dan bahasa ini adalah nama bulan kamariah atau candra lunar. Penamaan bulan sebagian berkaitan dengan hari-hari besar yang ada dalam bulan Hijriah, seperti Pasa yang berkaitan dengan puasa Ramadhan, Mulud yang berkaitan dengan Maulid Nabi pada bulan Rabiulawal, dan Ruwah yang berkaitan dengan Nisfu Sya’ban saat amalan dari ruh selama setahun dianggap juga ? Ngoko Lugu dan Ngoko Alus – Bahasa Jawa – Contoh Soal dan JawabanKalender Jawa – Penanggalan Jawa – Sistem, Metode Perhitungan. Ilustrasi dan sumber foto Wikimedia CommonsPenjelasan Bulan Jawa dalam Kalender JawaKalender Jawa ini disusun berdasarkan kejadian alam dan pengamatan terhadap pengalaman hidup dari masyarakat selama bertahun-tahun. Pada setiap bulan dalam kalender Jawa juga memiliki jumlah hari yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas dan lengkap, berikut ini nama-nama bulan Jawa secara berurutan beserta arti dan Sura suro – 30 hariBulan suro merupakan bulan pertama dalam sistem penanggalan kalender Jawa. Bulan Sura sering diucapkan dengan pengucapan bulan Suro. Dipandang sebagai bulan mulia, maka pantang melaksanakan hajatan bersifat pribadi pada bulan hari pada bulan ini adalah 30 hari. Bulan sura berimpit dengan bulam Muharram pada kalender Islam. Nama Sura sendiri diambil dari perayaan hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram pada sistem kalender bulan juga jadi bulan yang paling dihindari. Menurut orang-orang Jawa, pernikahan di bulan ini akan membawa dampak buruk dan penuh dengan bencana. Mulai dari masalah rumah tangga yang pelik, kecurian harta, bahkan ada salah satu yang meninggal Sapar – 29 hariUrutan bulan jawa kedua ialah Sapar. Dalam kalender Jawa bulan Sapar memiliki jumlah hari sebanyak 29 hari. Bulan Sapar berimpit dengan bulan Safar pada kalender Islam. Nama Sapar juga diambil dari bulan Safar yang ada pada sistem kalender kepercayaan masyarakat Jawa umumnya, sifat bulan safar hampir sama dengan bulan sebelumnya yang merupakan kelanjutan dari bulan Suro Muharram. Bulan ini diyakini sebagai bulan yang penuh bencana, bala’, malapetaka dan kesialan. Mayoritas masyarakat jawa hingga saat ini masih mempercayai bahwa bulan ini dipenuhi dengan hal-hal yang bersifat Jawa sendiri yang beraliran kejawen, menganggap hari rabu legi pada bulan safar dianggap sebagai hari yang jelek sekali sehingga tidak boleh dibuat bepergian, dan hari rabu pahing yang dipercaya sebagai dina taliwangke yaitu hari yang sebaiknya atau Safar ini juga sering dihindari sebagai tanggal pernikahan. Wataknya sendiri menurut primbon adalah yang kekurangan dan banyak hutang. Sehingga jika memaksakan untuk mengikat janji di bulan ini ditakutkan akan ditimpa bencana finansial. Entah kemiskinan atau selalu gagal dalam menjadikan bulan Sapar sebagai tanggal pernikahan juga menyinggung fenomena Rebo Wekasan. Ini adalah waktu yang dipercaya sebagai turunnya 320 penderitaan. Biasanya hari ini diperingati dengan melakukan doa bersama. Ada pula yang melakukan sholat sunnah 4 rokaat. Terlepas dari fenomena ini, bulan Sapar tak ubahnya seperti bulan lainnya. Tak masalah untuk melakukan pernikahan di waktu juga ? Kamus Jawa Indonesia- Kamus Bahasa Jawa ke Bahasa Indonesia? Kamus Indonesia Jawa – Kamus Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa3. Mulud – 30 hariUrutan bulan ketiga dalam sistem penanggalan Jawa yaitu Mulud. Mulud memiliki jumlah hari sebanyak 30 hari. Bulan mulud berimpit dengan bulan Rabiul Awal pada Kalender Islam. Nama Mulud ini berasal dari perayaan Maulid Nabi yang jatuh pada Bulan Rabiul Awal pada sistem kalender pertama yang dilarang sebagai tanggal pernikahan adalah Mulud. Alasannya, bulan ini wataknya mati salah satu menurut Primbon Jawa. Artinya, jika memaksakan untuk menikah di bulan ini maka ditakutkan salah satu mempelai akan meninggal nantinya setelah menikah. Selain itu, melakukan prosesi pengikatan janji seperti pertunangan juga dikatakan tidak mampu bertahan versi Jawa sendiri sama seperti Rabiul Awal. Di bulan ini ada tanggal kelahiran Nabi Muhammad. Jadi dari sudut pandang Islam tentu saja Mulud atau Rabiul Awal ini adalah bulan yang baik. Justru mengadakan hajatan di bulan ini bisa sekalian memperingati hari lahirnya sang Bakda Mulud – 29 hariBakda Mulud merupakan urutan bulan ke empat dalam sistem penanggalan kalender Jawa. Bakda Mulud memiliki hari sebanyak 29 hari. Bulan Bakda Mulud berimpit dengan bulan Rabiul Akhir pada kalender Islam. Nama Bakda Mulud memiliki arti “Setelah bulan Mulud”.5. Jumadilawal – 30 hariJumadilawal ialah urutan bulan kelima dalam sistem penanggalan kalender Jawa. Bulan ini mempunyai hari sebanyak 30 hari. Bulan Jumadil awal berimpit dengan bulan Jumadil Awal pada kalender Islam. Sedangkan Nama Jumadilawal juga diambil dari bulan Jumadil Awal pada sistem kalender Awal berlangsung tepat setelah Rabiul Akhir atau Bakda Mulud. Dikatakan dalam Primbon jika bulan ini adalah bulannya fitnah. Artinya, melakukan pernikahan di Jumadil Awal akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi neraka alias penuh dengan fitnah. Ada pula yang mengatakan jika memaksakan menikah di bulan ini akan mendapatkan banyak larangan menikah di bulan Jumadil Awal tidak terlalu menekan alias sah-sah saja dilakukan. Namun demikian orang Jawa dulu mengingatkan agar selalu bersiap-siap dengan apa pun. Sebagai gantinya, Primbon merekomendasikan Jumadil Akhir. Bulan ini dipercaya sangat baik lantaran dipercaya membawa rezeki yang melimpah serta banyak Islam sendiri Jumadil Awal sama seperti bulan yang lainnya. Namun di bulan ini terdapat berbagai kelahiran orang-orang hebat. Mulai Ali bin Abi Tholib sampai Al Gazali. Alhasil, menikah di bulan ini juga sama sekali tidak Jumadilakhir – 29 hariUrutan bulan jawa yang keenam ialah Jumadilakhir. Dalam penanggalan kalender Jawa, bulan ini memiliki jumlah hari sebanyak 29 hari. Bulan Jumadilakhir berimpit dengan bulan Jumadil Akhir pada kalender Islam. Nama Jumadilakir ini diambil dari nama bulan Jumadil Akhir pada sistem kalender Rejeb – 30 hariRejeb merupakan urutan bulan ketujuh dalam sistem penanggalan kalender Jawa. Bulan ini memiliki jumlah hari sebanyak 30 hari. Pada masyarakat jawa, umumnya bulan ini adalah salah satu bulan terbaik untuk melangsungkan hajat, misalnya adalah pernikahan. Bulan rejeb berimpit dengan bulan Rajab pada kalender Islam. Nama “Rejeb” berasal dari nama bulan Rajab pada sistem kalender Ruwah – 29 hariUrutan bulan jawa selanjutnya ialah bulan Ruwah. Bulan kedelapan ini sering disebut sebagai bulan arwah atau bulan Saban. Bulan ruwah memiliki jumlah hari sebanyak 29 hari. Bulan ruwah berimpit dengan bulan Sya’ban dalam kalender Islam. Nama “Ruwah”, berawal pada Nifsu Syaban yang mana dianggap amalan dari suatu ruh selama setahun dicatat yang jatuh pada bulan Sya’ban pada sistem kalender Pasa Poso – 30 hariBulan Pasa merupakan urutan bulan kesembilan dalam sistem penanggalan kalender Jawa. Pasa biasanya diucapkan dengan pengucapan “Poso”. Bulan Pasa memiliki jumlah hari sebanyak 30 hari. Bulan ini juga disebut sebagai Bulan Puasa, Bulan Siyam atau Bulan Ramelan. Bulan pasa berimpit dengan bulan Ramadhan pada kalender Islam. Nama Pasa berasal dari ibadah puasa yang wajib dijalankan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan pasa sistem penanggalan kalender Sawal – 29 hariMemasuki bulan kesepuluh dalam sistem penanggalan kalender Jawa yaitu Sawal. Bulan Sawal memiliki jumlah hari sebanyak 29 hari. Bulan ini berimpit dengan bulan Syawal pada kalender Islam. Nama Sawal juga berasal dari nama bulan Syawal pada sistem kalender Sela – 30 hariBulan sela adalah urutan bulan Jawa yang kesebelas. Bulan sela ini juga sering disebut sebagai bulan Dulkangidah atau bulan Apit. Bulan ini memiliki hari sebanyak 30 hari. Sela biasanya diucapkan “selo”. Sela berimpit dengan bulan Dzulkaidah pada penanggalan kalender Islam. Nama sela berasal dari bahasa Besar – 29/30 hariUrutan bulan yang terakhir atau keduabelas dalam sistem penanggalan kalender Jawa ialah Besar. Bulan Besar sering disebut sebagai Bulan Dulkahijjah. Bulan Besar memiliki jumlah hari sebanyak 29 hari atau bisa 30 hari. Bulan ini berimpit dengan Bulan Dzuhijjah pada kalender Islam. Nama “Besar” berkaitan dengan hari raya Idul Adha dan Ibadah Haji yang diperingati di bulan Dzulhijjah pada sistem kalender juga ? Kalender Hijriyah terdiri dari 12 bulan – Kalender Islam Bahasa Indonesia, Inggris, Arab dan ArtinyaKalender Jawa dan Arti Pentingnya bagi Kehidupan MistikSimbol Lingkaran KehidupanKalender Jawa menunjukkan lingkaran kehidupan manusia, kehidupan yang diciptakan oleh Gusti, Pencipta Alam Semesta, Tuhan Yang Maha 8 nama tahun. Contohnya, tahun internasional 1999 ini setara dengan tahun Jawa Ehe, 1932, dimulai dari bulan Sura, bulan pertama. Nama lengkap tahun ini adalah1. Purwana / Alip artinya ada-ada memulai keinginan / inisiatif 2. Karyana / Ehe artinya Tumandang membuat 3. Anama / Jemawal artinya gawe bekerja 4. Lalana / Je artinya lelakon proses, takdir 5. Ngawanga / Dal artinya Urip hidup 6. Pawaka / Be artinya bola-bali selalu kembali 7. Wasana / Wawu artinya Marang ke arah 8. Swasana / Jimakir artinya Suwung kosong8 tahun menulis kalimat ada-ada tumandang gawe lelakon urip bola-bali marang suwung artinya Berawal dari kegiatan proses kehidupan, selalu kembali ke kehampaan. Kata tahun dalam bahasa jawa tahun berarti benih wiji dalam bahasa jawa. 8 tahun menjelaskan proses wiji, selalu kembali ke kehampaan suwung yaitu lahir – mati. Lahir-mati, selalu terdiri dari 12 bulan; menunjukkan sangkan pararing dumadi dari mana asalnya dan kemana perginya. Ada 12 proses nama bulan yang merupakan level tiap proses1. Warana / Sura artinya Rijal 2. Wadana / Sapar artinya wiwit 3. Wijanga / Mulud artinya kanda 4. Wiyana / Bakda Mulud artinya Ambuka 5. Widada / Jumadi Awal artinya wiwara 6. Widarpa / Jumadi Akhir artinya rahsa 7. Wilapa / Rejeb artinya Purwa 8. Wahana / Ruwah artinya Dumadi 9. Wanana / Pasa artinya Madya 10. Wurana / Sawal artinya wujud 11. Wujana / Sela artinya wusana 12. Wujala / Besar artinya suwungSetiap eksistensi hidup manusia baru selalu diawali dengan Rijal Cahaya kehidupan yang diciptakan oleh kekuatan mistik Tuhan / Gusti. Sebuah lingkaran kehidupan manusia dari Rijal kembali ke Rijal lagi melalui suwung kosong. Dari bulan ke-1 hingga bulan ke-9 manusia baru berada di dalam rahim ibu dalam proses menjadi bayi yang hidup sempurna, siap lahir, dari bulan ke-10 menjadi manusia yang hidup di dunia ini. Bulan ke 11 melambangkan akhir dari keberadaannya di dunia yaitu wusana artinya sesudahnya. Terakhir adalah suwung artinya hampa, kehidupan kembali ke tempat keinginan Gusti, hidup ini menjadi Rijal kembali. Itu adalah perputaran hidup, karena hidup itu kekal. Adakalanya, orang tua bijak memberikan nasehat bahwa setiap orang harus mengetahui esensi sangkan paraning dumadi atau purwa, madya, wusana, agar ia memiliki perilaku dan perbuatan yang baik dan benar sambil diberi kesempatan untuk hidup di hari Dina Pitu, dina-hari; pitu-7Nama-nama hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Gerakan solah bulan ke arah bumi adalah nama dari tujuh Adite – Minggu – Minggu, melambangkan macet Meneng 2. Soma – Senin – Senin, melambangkan maju Maju 3. Hanggara – Selasa – Selasa, melambangkan mundur mundur 4. Buda – Rabu – Rebo, melambangkan gerakan ke kiri mangiwa 5. Respati – Kamis – Kemis, melambangkan gerak ke kanan manengen 6. Sukra – Jum’at – Jemuah, lambang munggah munggah 7. Tumpak – Sabtu – Setu, melambangkan turun temurunLima Hari Pasaran Siklus Pasaran LimaHari-hari Pasaran adalah posisi patrap Kliwon atau Asih melambangkan berdiri jumeneng 2. Legi atau manis melambangkan mundur mungkur 3. Paing atau Pait melambangkan wajah atau muncul di depan madep 4. Pon atau Petak melambangkan tidur sare 5. Upah atau cemeng melambangkan duduk lenggahTanggalTanggal menunjukkan gerakan bulan yang melambangkan kehidupan manusia di pertama bulan jawa, bulan terlihat sangat kecil, seperti garis. Ini bisa dibandingkan seperti bayi yang baru lahir, malam demi malam tumbuh lebih besar dan lebih 14 bulan Jawa disebut Purnama Sidhi, bulan purnama yang melambangkan orang dewasa yang mempunyai istri / 15 bulan jawa disebut purnama, artinya bulan purnama, tetapi ada tanda berkurangnya ukuran dan 20 bulan Jawa, disebut Panglong, manusia mulai kehilangan 25 bulan jawa disebut Sumurup, manusia harus dirawat seperti saat masih kecil anak / 26 bulan Jawa disebut Manjing, kehidupan manusia kembali ke tempat asalnya sebagai Rijal hari 4 atau 5 hari lebih melambangkan masa dimana Rijal akan dilahirkan kembali sebagai kehidupan baru di Mulyo hari muliaDino artinya hari Mulyo artinya mulia. Para pemelihara kejawen memiliki 5 hari mulia terpenting dalam setahun. Beberapa orang masih memperingati hari-hari ini dengan beribadah dengan khusyuk kepada Gusti, Pencipta kehidupan dan alam semesta. “Dino Mulyo” adalahTanggal 1 Sura / WaranaIni hari pertama kalender Jawa, Tahun Baru. Pada zaman dahulu, nenek moyang orang Jawa telah menentukan tanggal pertama berdasarkan pengamatan mereka terhadap posisi bulan dan matahari – tanggal 1 bulan Sura, di tahun Purwana / Alip. Hingga saat ini, hari itu dianggap sebagai hari suci permulaan kehidupan, Karya orang menyucikan diri dengan mandi di sungai, mata air, laut, samudra atau di tempat tinggal mereka sendiri dan tetap terjaga sepanjang malam. Beberapa menonton pertunjukan Wayang Kulit / Wayang kulit. Beberapa mengunjungi tempat suci untuk introspeksi diri & meditasi. Bulan Sura juga merupakan waktu yang tepat untuk membersihkan benda pusaka seperti keris, tumbak tombak dll silakan klik – baca artikel peringatan Suro 1’ untuk lebih jelasnyaAbogeIni adalah singkatan dari A – alip, tahun pertama atau Purwana Bo – Rebo, Wednesday atau Buda Ge – Wage, hari terakhir Pasaran 5 hariPada tahun alip / purwana, pada hari Rabu Wage, adalah saat Gusti menurunkan Wahyu Manuswa atau Maningrat’ kepada leluhur orang Jawa. Manu berarti malu; swa artinya binatang, manusia mulai memiliki rasa malu, berbeda dengan adalah singkatan dari Dal – tahun Dal, tahun kelima. Tu – setu, Sabtu atau Tumpak Gi – Legi, hari kedua Pasaran 5 hariDi tahun Dal / Ngawanga, di hari Sabtu Legi, ada wahyu ilahi dari Wahyu Suryaningrat’ atau Wahyu Jalma’, memperingati keberadaan manusia AsihIni Selasa Kliwon Hanggara-Selasa, Asih-Kliwon atau Selasa Kliwon. Itu adalah keturunan dari Wahyu Cakraningrat’ atau Wahyu Jatmika’ di Jawa. Seseorang mulai mengatur ketertiban di dunia. Dalam bahasa Jawa, Nata – untuk mengatur ketertiban, orang yang mengatur disebut Sang Nata – Raja / Ratu. Awal mula keberadaan Sang Nata / raja / ratu di Jawa adalah Hanggara Asih / Selasa Kliwon. Untuk menjadi raja / ratu, seseorang di masa lalu harus menerima Wahyu Cakraningrat / Jatmika’ wahyu Cakraningrat / JatmikaJemuah Legi / Sukra ManisIni Jumat Legi, disebut juga Dino Purnomo – hari Purnomo, artinya utuh atau lengkap. Di dunia, mereka adalah manusia perempuan dan laki-laki. Para wanita mulai melahirkan bayi laki-laki dan Jawa – Penanggagalan JawaSebuah kalender Jawa sama seperti kalender lainnya menunjukkan tahun, bulan, tanggal, hari dalam periode waktu tertentu. Dalam penanggalan Jawa selain tujuh hari Minggu hingga Sabtu, ada 5 hari Pasaran Kliwon, Legi, Paing, Pon dan Jawa kedua jenis hari tersebut digabungkan untuk mengingat peristiwa-peristiwa penting misalnya seseorang lahir pada hari Minggu Kliwon atau hari Minggu Wage dll; seseorang meninggal dunia pada hari Jumat Legi atau Jumat Pon. Sultan Agung yang terkenal, raja yang kuat dari Kerajaan Mataram ke-2 lahir dan wafat pada hari Jumat dipuja sebagai raja Jawa yang bijaksana. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dilakukan pada hari Jumat Legi. Orang Jawa tradisional tidak boleh menikah atau mengadakan acara penting pada hari buruk’ yaitu hari kematian ibu dan Jawa atau Penanggalan Jawa Hanacaraka ꦥꦤꦁꦒꦭ꧀ꦭꦤ꧀ꦗꦮ; Pegon بنانغالان جاوه; translit. Pananggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya serta yang mendapat pengaruhnya. Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya kalender Jawa memakai 2 siklus hariSistem kalender Jawa memakai dua siklus hari siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari Ahad sampai Sabtu, saptawara dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari tahun 1633 Masehi 1555 Saka, Sultan Agung dari Mataram berusaha keras menanamkan agama Islam di Jawa. Salah satu upayanya adalah mengeluarkan dekret yang mengganti penanggalan Saka yang berbasis perputaran matahari dengan sistem kalender kamariah atau lunar berbasis perputaran bulan. Uniknya, angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan, tidak menggunakan perhitungan dari tahun Hijriyah saat itu 1043 H. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan, sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1555 Saka diteruskan menjadi tahun 1555 Sultan Agung berlaku di seluruh wilayah Kesultanan Mataram seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi =Balambangan. Ketiga daerah terakhir ini tidak termasuk wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh budaya Jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung kalender JawaMenurut kalender Jawa, tiap hari dan tanggal dalam sistem kalender Masehi selalu mempunyai dua macam nama hari. Misalnya 1 Januari 2001 adalah hari Senin – Paing, berikutnya tanggal 2 Januari 2001 adalah hari Selasa – Pon, kemudian diikuti hari Rabu – Wage, disusul hari Kamis – Kliwon, Jumat – Legi, Sabtu – Paing, Minggu – Pon, Senin – Wage, Selasa – Kliwon, dan seterusnya. Kombinasi dua macam hari ini sampai sekarang masih dipakai dalam penerbitan surat kabar berbahasa Jawa, seperti harian Kedaulatan Rakyat yang terbit di kota Yogyakarta, Perhitungan Kalender JawaMetode perhitungan kalender Jawa menggabungkan periode peredaran bulan, periode saptawara mingguan dan pancawara pasaran dan membuat rumusan agar penanggalan mudah dipahami oleh masyarakat luas dengan cara memperoleh rumusan tersebut, maka diambil perhitungan siklus 8 tahun yang disebut windu. Dalam 1 windu, pergantian tahun tanggal 1 bulan Sura selalu jatuh pada hari-hari tertentu dan membentuk pola yang akan berulang di windu berikutnya. Windu adalah istilah untuk selang waktu selama 8 awal diterapkannya kalender Jawa pada tahun 1555J, ditentukan tanggal 1 Sura pada tahun Alip selalu jatuh pada hari Jumat untuk penyesuaian siklus bulan yang sesungguhnya maka setiap kurup periode 120 tahun/15 windu ada 1 hari yang dihilangkan sehingga pada saat ini tanggal 1 Sura tahun Alip jatuh pada hari Selasa Pon, sehinga disebut dengan kurup Alip Selasa Pon/kurup bawah, disajikan nama-nama tahun dalam satu windu pada kurup AsaponUntuk mempermudah kita memahami nama tahun lengkap dengan artinya dikemas seperti tabel di bawah iniNoNamaNama suroLama HariArti1AlipSelasa Pon354Purwana, Alip, artinya ada-ada mulai berniat2EheSabtu Pahing355Karyana, Ehe, artinya tumandang melakukan3JimawalKamis Pahing354Anama, Jemawal, artinya gawe pekerjaan4JeSenin Legi354Lalana, Je, artinya lelakon proses, nasib5DalJumat Kliwon355Ngawana, Dal, artinya urip hidup6BeRabu Kliwon354Pawaka Be, artinya bola-bali selalu kembali7WawuAhad Wage354Wasana, Wawu, artinya marang kearah8JimakirKamis Pon355Swasana, Jimakir, artinya suwung kosongTotal2835Jumlah hari adalah genap dibagi 35 hari diketahui hari pada 1 Sura, untuk menentukan hari pertama setiap bulan maka juga dibuat rumusan untuk memudahkan sebagai berikut RumusartiParlujiSapar telu siji 3-1NguwalpatmaRabiulawal papat lima 4-5NgukirnemmaRabiulakhir enem lima 6-5DiwaltupatJumadilawal pitu papat 7-4DilkirropatJumadilakhir loro papat 2-4JepluluRejeb telu-telu 3-3BanmaluSyaban lima telu 5-3LannemroRamlan Pasa enem loro 6-2WaljiroSyawal siji loro 1-2DahrojiDulkaidah loro siji 2-1JahpatjiDulkijah papat siji 4-1Penerapan rumus di atas adalah misalnya ingin mengetahui tanggal 1 Ramlan/Pasa tahun Wawu 1953J/2020M pada hari apa, maka langkahnya adalahtahun Wawu tanggal 1 Sura dimulai hari Ahad Wagerumus bulan Pasa adalah Lannemro 6-2 artinya dihitung hari keenam dari Ahad hasilnya Jumat dan hari kedua dari Wage hasilnya Kliwon sehingga tanggal 1 Pasa jatuh pada hari Jumat Bulan Jawa Matahari – Pada Kalender JawaPada tahun 1856 Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata mangsa sistem penanggalan atau kalender yang dikaitkan dengan aktivitas pertanian, khususnya untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikan, diresmikan oleh Sunan Pakubuwana pranata mangsa ini adalah pembagian bulan yang sudah digunakan pada zaman pra-Islam, hanya saja disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender Gregorian yang juga merupakan kalender surya dan meninggalkan tarikh Hindu; akibatnya, umur setiap mangsa Kasa 23 Juni 2 Agustus 2 Karo 3 Agustus 25 Agustus 3 Katiga Katelu 26 Agustus 18 September 4 Kapat 19 September 13 Oktober 5 Kalima 14 Oktober 9 November 6 Kanem 10 November 22 Desember 7 Kapitu 23 Desember 3 Februari 8 Kawolu 4 Februari 1 Maret 9 Kasanga 2 Maret 26 Maret 10 Kadasa 27 Maret 19 April 11 Dhesta 20 April 12 Mei 12 Sadha 13 Mei 22 JuniKeterangan dalam bahasa Jawa Kuno, mangsa kesebelas disebut Apit Lemah, sedangkan mangsa keduabelas disebut sebagai Apit Kayu. Nama Dhesta diambil dari nama bulan kesebelas penanggalan Hindu dari bahasa Sanskerta, yaitu Jyeṣṭha. Nama Sadha diambil dari kata Āṣāḍha yang merupakan bulan kedua TahunNama-nama tahun tersebut adalah sebagai berikutPurwana • Alip, artinya ada-ada mulai berniatKaryana • Ehé, artinya tumandang melakukanAnama • Jemawal, artinya gawé pekerjaanLalana • Jé, artinya lelakon proses, nasibNgawana • Dal, artinya urip hidupPawaka • Bé, artinya bola-bali selalu kembaliWasana • Wawu, artinya marang arahSwasana • Jimakir, artinya suwung kosongWindu sendiri bergulir selama empat putaran 32 tahun Jawa Adi, Kuntara, Sangara, dan Mangsa sistem penanggalan atau kalender yang dikaitkan dengan aktivitas pertanian, khususnya untuk kepentingan bercocok tanam atau penangkapan ikanPranata mangsa dalam versi pengetahuan yang dipegang petani atau nelayan diwariskan secara oral dari mulut ke mulut. Selain itu, kalender ini bersifat lokal dan temporal dibatasi oleh tempat dan waktu sehingga suatu perincian yang dibuat untuk suatu tempat tidak sepenuhnya berlaku untuk tempat lain. Petani menggunakan pedoman pranata mangsa untuk menentukan awal masa tanam. Nelayan menggunakannya sebagai pedoman untuk melaut atau memprediksi jenis tangkapan. Selain itu, pada beberapa bagian, sejumlah keadaan yang dideskripsikan dalam pranata mangsa pada masa kini kurang dapat dipercaya seiring dengan perkembangan utamaRentang waktuCandraPenciriTuntunan bagi petani[5]1Kasa KartikaKetiga – Terang22 Juni – 1 Ags 41 hariꦱꦼꦱꦺꦴꦠꦾꦩꦸꦂꦕꦲꦶꦁꦲꦼꦩ꧀ꦧꦤꦤ꧀ Sesotyå murcå ing embanan “Intan jatuh dari wadahnya” > daun-daun berjatuhan Sotyå sinåråwèdiDaun-daun berguguran, kayu mengering; belalang masuk ke dalam tanahSaatnya membakar jerami; mulai menanam palawija2Karo PusaKetiga – Paceklik2 Ags – 24 Ags 23 hariꦧꦤ꧀ꦠꦭꦉꦁꦏ Bantålå rengkå “bumi merekah” Rontoging tarulåtåTanah mengering dan retak-retak, pohon randu dan mangga mulai berbunga3Katelu ManggasriKetiga – Semplah25 Ags – 17 Sept 24 hariꦱꦸꦠꦩꦤꦸꦠ꧀ꦲꦶꦁꦧꦥ Sutå manut ing båpå “anak menurut bapaknya” Wiji tuwuh sinimpènTanaman merambat menaiki lanjaran, rebung bambu bermunculanPalawija mulai dipanen4Kapat SitraLabuh – Semplah18 Sept – 12 Okt 25 hariꦮꦱ꧀ꦥꦏꦸꦩꦼꦩ꧀ꦧꦼꦁꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦏꦭ꧀ꦧꦸ Waspå kumembeng jroning kalbu “Air mata menggenang dalam kalbu” > mata air mulai menggenang Lunglungan tumelungMata air mulai terisi; kapuk randu mulai berbuah, burung-burung kecil mulai bersarang dan bertelurPanen palawija; saat menggarap lahan untuk padi gaga5Kalima ManggalaLabuh – Semplah13 Okt – 8 Nov 27 hariꦥꦚ꧀ꦕꦸꦫꦤ꧀ꦩꦱ꧀ꦱꦸꦩꦮꦸꦂꦲꦶꦁꦗꦒꦢ꧀ Pancuran mas sumawur ing jagad “Pancuran emas menyirami dunia” Pancuran muncarMulai ada hujan besar, pohon asam jawa mulai menumbuhkan daun muda, ulat mulai bermunculan, laron keluar dari liang, lempuyang dan temu kunci mulai bertunasSelokan sawah diperbaiki dan membuat tempat mengalir air di pinggir sawah, mulai menyebar padi gaga6Kanem NayaLabuh – Udan9 Nov – 21 Des 43 hariꦫꦱꦩꦸꦭꦾꦏꦱꦸꦕꦶꦪꦤ꧀ Råså mulyå kasuciyan Genthong pecahBuah-buahan durian, rambutan, manggis, dan lain-lainnya mulai bermunculan, belibis mulai kelihatan di tempat-tempat berairPara petani menyebar benih padi di pembenihan7Kapitu PalgunaRendheng – Udan23 Des – 3 Feb 43 hariꦮꦶꦱꦏꦺꦤ꧀ꦠꦶꦂꦲꦶꦁꦩꦫꦸꦠ Wiså kéntir ing marutå “Racun hanyut bersama angin” > banyak penyakit Udan råså mulyåBanyak hujan, banyak sungai yang banjirSaat memindahkan bibit padi ke sawah8Kawolu WisakaRendheng – Pangarep-arep4 Feb – 28/29 Feb 26/27 hariꦲꦚ꧀ꦗꦿꦃꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦏꦪꦸꦤ꧀ Anjrah jroning kayun “Keluarnya isi hati” > musim kucing kawin Sari råså mulyåMusim kucing kawin; padi menghijau; uret mulai bermunculan di permukaan9Kasanga JitaRendheng – Pangarep-arep1 Mar – 25 Mar 25 hariꦮꦼꦝꦫꦶꦁꦮꦕꦤꦩꦸꦭꦾ Wedharing wacånå mulyå “Munculnya suara-suara mulia” > Beberapa hewan mulai bersuara untuk memikat lawan jenisPadi berbunga; jangkrik mulai muncul; tonggeret dan gangsir mulai bersuara, banjir sisa masih mungkin muncul, bunga glagah berguguran10Kasepuluh SrawanaMarèng – Pangarep-arep26 Mar – 18 Apr 24 hariꦒꦼꦝꦺꦴꦁꦩꦶꦤꦼꦧ꧀ꦗꦿꦺꦴꦤꦶꦁꦏꦭ꧀ꦧꦸ Gedhong mineb jroning kalbu “Gedung terperangkap dalam kalbu” > Masanya banyak hewan bunting Wijiling locånåPadi mulai menguning, banyak hewan bunting, burung-burung kecil mulai menetas telurnya11Desta PadrawanaMarèng – Panèn19 Apr – 11 Mei 23 hariꦱꦼꦱꦺꦴꦠꦾꦱꦶꦤꦫꦮꦺꦢꦶ Sesotyå sinåråwèdi “Intan yang bersinar mulia” Sekar lesahing jagadBurung-burung memberi makan anaknya, buah kapuk randu merekahSaat panen raya génjah panen untuk tanaman berumur pendek12Sada AsujiMarèng – Terang12 Mei – 21 Juni 41 hariꦠꦶꦂꦠꦱꦃꦱꦏꦶꦁꦱꦱꦤ Tirtå sah saking sasånå “Air meninggalkan rumahnya” > jarang berkeringat karena udara dingin dan kering Suryå numpang hargåSuhu menurun dan terasa dingin bedidingSaatnya menanam palawija kedelai, nila, kapas, dan saatnya menggarap tegalan untuk menanam jagungPranata mangsa dalam versi KasunananPranata mangsa dalam versi Kasunanan sebagaimana dipertelakan pada bagian ini berlaku untuk wilayah di antara Gunung Merapi dan Gunung Lawu. Setahun menurut penanggalan ini dibagi menjadi empat musim mangsa utama, yaitu musim kemarau atau ketigå 88 hari, musim pancaroba menjelang hujan atau labuh 95 hari, musim hujan atau dalam bahasa Jawa disebut rendheng baca [rəndhəŋ ], 95 hari, dan pancaroba akhir musim hujan atau marèng IPA[marɛŋ], 86 hari .Musim dapat dikaitkan pula dengan perilaku hewan, perkembangan tumbuhan, situasi alam sekitar, dan dalam praktik amat berkaitan dengan kultur agraris. Berdasarkan ciri-ciri ini setahun juga dapat dibagi menjadi empat musim utama dan dua musim “kecil” terang “langit cerah”, 82 hari, semplah “penderitaan”, 99 hari dengan mangsa kecil paceklik pada 23 hari pertama, udan “musim hujan”, 86 hari, dan pangarep-arep “penuh harap”, 98/99 hari dengan mangsa kecil panèn pada 23 hari terakhir[3][4].Dalam pembagian yang lebih rinci, setahun dibagi menjadi 12 musim mangsa yang rentang waktunya lebih singkat namun dengan jangka waktu bervariasi. Tabel berikut ini menunjukkan pembagian formal menurut versi Kasunanan. Perlu diingat bahwa tuntunan ini berlaku di saat penanaman padi sawah hanya dimungkinkan sekali dalam setahun, diikuti oleh palawija atau padi gogo, dan kemudian lahan bera tidak ditanam.Siklus Kurup Siklus 120 tahunMeskipun kalender Jawa telah beralih sistem pada zaman Sultan Agung, para ahli penanggalan masih terus mengamati ketepatan perhitungannya dengan kalender hijriyah/lunar yang berdasarkan pengamatan visual rukyat. Kalender Jawa memiliki 3 tahun kabisat setiap 1 windu sedangkan kalender Hijriyah memiliki 11 tahun kabisat setiap 30 tahun sehingga dalam kurum 120 tahun 15 windu jumlah tahun Jawa kabisat ada 45 sedangkan tahun hijriyah ada 44 sehingga ada 1 hari setiap 120 tahun yang harus dibuang. Siklus 120 tahun ini disebut kurup. Nama kuruptahun mulaitahun berakhirjumlah tahun1 Sura tahun Alip pada hariAlif Jam’iyah LêgiAlif 1555Jimakir 1674120Jumat legiAlif Kamsiyah KliwonAlif 1675Ehe 174874Kamis KliwonAlif Arba’iyah WageAbogeJimawal 1749Jimakhir 1866118Rabu WageAlif Selasa PonAsaponAlif 1867J/1936MJimakir 1986120Selasa PonSusuhunan Pakubuwana V dari Kasunanan Surakarta memutuskan untuk mengakhiri Kurup Kamis Kliwon pada tahun 1748J meskipun baru berjalan 9 windu karena para ahli menyadari penanggalan Jawa masih tertinggal 1 hari dibandingkan kalender hijriyah sehingga tahun Ehe 1748 yang seharusnya kabisat 355 hari dibuat hanya 354 hari. Sebagian ahli menyatakan langkah tersebut terlambat dilakukan karena akan lebih tepat jika pergantian kurup seharusnya dilakukan pada 2 tahun sebelumnya yaitu tahun Alip dari keterlambatan ini maka umur kurup Arbaiyah Wage hanya 118 tahun. Namun Kasultanan Yogyakarta tidak membuat keputusan serupa sehingga penanggalan di kedua wilayah terjadi selisih selama beberapa tahun dan baru mengikuti Surakarta pada Jimakir 1794J/1865M atas perintah Sultan Hamengkubuwana VI dan menyekapati kurup tersebut akan berakhir pada tahun Jimakir kurup dalam peribadahanMeskipun kedua kerajaan telah sepakat kurup Aboge berakhir pada tahun Jimakir 1866 dan berganti menjadu kurup Asapon, sebagian masyarakat yang jauh dari kraton tetap menggunakan kalender berdasarkan kurup Alip Rabu Wage Aboge sehingga dalam penentuan tanggal 1 Pasa Ramadhan dan 1 Sawal Syawal sehingga mereka memulai puasa dan Idul Fitri terlambat sehari dibanding masyarakat pada umumnya. Hal ini terjadi pada beberapa komunitas kecil di Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan Probolinggo yang menyebut dirinya Islam kesadaran terhadap perubahan kurup Aboge menjadi Asapon pada tahun Alif 1867J/1936M diduga disebabkan oleh memudarnya pengaruh kraton pada masyarakat Jawa yang jauh dari lingkungan kraton pada masa pekan mingguan5 Hari Pasaran dalam Kalender Jawa Kliwon, Legi, Paing, Pon dan Wage. Sumber foto Wikimedia CommonsOrang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya tujuh hari saja, tetapi dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara pancawara, sadwara, saptawara, astawara dan sekarang hanya pekan yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, tetapi di pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih yang terdiri atas tujuh hari dihubungkan dengan sistem bulan-bumi. Gerakan solah dari bulan terhadap bumi berikut adalah nama dari ke tujuh nama hari tersebutRadite • Minggu, melambangkan meneng diamSoma • Senin, melambangkan majuHanggara • Selasa, melambangkan mundurBudha • Rabu, melambangkan mangiwa bergerak ke kiriRespati • Kamis, melambangkan manengen bergerak ke kananSukra • Jumat, melambangkan munggah naik ke atasTumpak • Sabtu, melambangkan temurun bergerak turunPekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hariLegiPahingPonWageKliwonHari-hari pasaran merupakan posisi sikap patrap dari bulan sebagai berikutKliwon • Asih, melambangkan jumeneng berdiriLegi • Manis, melambangkan mungkur berbalik arah kebelakangPahing • Pahit, melambangkan madep menghadapPon • Petak, melambangkan sare tidurWage • Cemeng, melambangkan lenggah dudukKemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga dikenal di budaya-budaya lainnya, memiliki sebuah siklus yang terdiri atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari adalah semua kemungkinannya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5 hari bulan dalam penanggalan jawaTanggal 1 bulan Jawa, bulan kelihatan sangat kecil-hanya seperti garis, ini dimaknakan dengan seorang bayi yang baru lahir, yang lama-kelamaan menjadi lebih besar dan lebih 14 bulan Jawa dinamakan purnama sidhi, bulan penuh melambangkan dewasa yang telah bersuami 15 bulan Jawa dinamakan purnama, bulan masih penuh tetapi sudah ada tanda ukuran dan cahayanya sedikit 20 bulan Jawa dinamakan panglong, orang sudah mulai kehilangan daya 25 bulan Jawa dinamakan sumurup, orang sudah mulai diurus hidupnya oleh orang lain kembali seperti bayi 26 bulan Jawa dinamakan manjing, di mana hidup manusia kembali ketempat asalnya menjadi rijal hari sebanyak empat atau lima hari melambangkan saat di mana rijal akan mulai dilahirkan kembali kekehidupan dunia yang LainnyaMandi Wajib – Doa Mandi Besar Agama Islam – Tata cara mandi besar dan doa nyaRukiah Ruqyah – Penyembuhan dengan cara Membacakan Sesuatu dalam Agama Islam – Pembagian, Batasan dan Penerapan, Doa, Ayat dan ContohnyaAgama Islam – Pengertian, Sejarah, Tradisi, Hari Raya dan BesarPopulasi Penduduk Dunia Berdasarkan Agama, Benua, Presentase Populasi dan Populasi TerbanyakDaftar Hari Penting Di Indonesia – Hari Libur – Hari Besar / Hari Raya KeagamaanMinuman Buah Jus Mangga, Resep, Manfaat Kesehatan, Vitamin dan MineralSel darah merah, terbentuk baik oleh kontribusi vitamin B, C, dan EDestinasi Wisata Bali Yang Harus DikunjungiJakarta – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda KunjungiTempat Wisata Yang Harus Dikunjungi Di Tokyo – Top 10 Obyek Wisata Yang Harus Anda Kunjungi10 Obyek Wisata Paris Yang Harus Anda KunjungiCara Membeli Tiket Pesawat Murah Secara Online Untuk Liburan Atau BisnisTibet Adalah Provinsi Cina – Sejarah Dan BudayaPuncak Gunung Tertinggi Di Dunia dimana?TOP 10 Gempa Bumi Terdahsyat Di DuniaApakah Matahari Berputar Mengelilingi Pada Dirinya Sendiri?Test IPA Planet Apa Yang Terdekat Dengan Matahari?10 Cara Belajar Pintar, Efektif, Cepat Dan Mudah Di Ingat – Untuk Ulangan & Ujian Pasti Sukses!TOP 10 Virus Paling Mematikan ManusiaUnduh / Download Aplikasi HP Pinter PandaiRespons “Ooo begitu ya…” akan lebih sering terdengar jika Anda mengunduh aplikasi kita!Siapa bilang mau pintar harus bayar? Aplikasi Ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat Anda menjadi lebih smart!HP AndroidHP iOS AppleSumber bacaan Calendar World, Faith WebPinter Pandai “Bersama-Sama Berbagi Ilmu” Quiz Matematika IPA Geografi & Sejarah Info Unik Lainnya Business & Marketing